Kamis, 19 Maret 2015
TEORI KESEHATAN KEPRIBADIAN(lanjutaan2)
E. Pendapat Rogers
Memahami dan menjelaskan
teori kepribadian sehat menurut rogers yang meliputi:
1. PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
“SELF”
Menurut Rogers, manusia yang
sadar dan rasional, tidak dikontrol oleh peristiwa-peristiwa masa kanak-kanak.
Hal ini tidak menghukum atau mengutuk kita untuk hidup dalam konflik dan
kecemasan yang tidak dapat kita kontrol. Masa sekarang dan bagaimana kita memandangnya
bagi kepribadian yang sehat adalah jauh lebih penting daripada masa
lampau. Rogers mempunyai konsepsi-konsepsi pokok didalam teorinya, yaitu:
- Organism, yaitu
keseluruhan individu.
- Medan phenomenal, yaitu
keseluruhan pengalaman.
- Self, yaitu bagian
medan phenomenal yang terdeferensiasikan dan terdiri dari
pola-pola pengamatan
dan penilaian sadar daripada “I” atau “me”.
2. PERANAN POSITIF
REGARD DALAM PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN INDIVIDU
Positive regard, suatu
kebutuhan yang memaksa, dimiliki semua manusia; setiap anak terdorong untuk
mencari positive regard. Akan tetapi tidak setiap anak akan menemukan
kepuasan yang cukup akan kebutuhan ini. Anak puas kalau menerima kasih sayang
dan cinta dari orang lain (ibunya), tetapi dia kecewa kalau dia menerima celaan
dan kurang mendapat cinta dan kasih sayang. Anak itu akan tumbuh menjadi suatu
kepribadian yang sehat, tergantung pada sejauh manakah kebutuhan
akan positive regard ini dipuaskan dengan baik.
3. CIRI-CIRI ORANG YANG
BERFUNGSI SEPENUHNYA
Hal yang pertama dikemukakan
tentang versi Rogers mengenai kepribadian yang sehat, yakni keribadian yang
sehat itu bukan merupakan suatu keadaan dari ada, melainkan suatu proses,
“suatu arahan bukan suatu tujuan”. Aktualisasi diri berlangsung terus; tidak
pernah merupakan suatu kondisi yang selesai atau statis. Hal kedua dari
aktualisasi diri adalah aktualisasi diri itu merupakan suatu proses yang sukar
dan kadang menyakitkan. Aktualisasi diri merupakan suatu ujian, rentangan dan
pecutan terus menerus terhadap semua kemampuan seseorang. Hal ketiga tentang
orang-orang yang mengaktualissikan diri, yakni mereka benar-benar adalah diri
mereka sendiri. Mereka tida bersembunyi dibelakang topeng yang berpura-pura
menjadi sesuatu yang bukan mereka atau menyembunikan sebagian diri mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Yustinus Semiun. OFM.
2006. Kesehatan Mental. Yogyakarta
: Kanisius
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar