Sabtu, 28 Maret 2015
TEORI KEPRIBADIAN SEHAT(lanjutan minggu5)
F. PENDAPAT MASLOW
Konsep Maslow mengenai kesehatan mental meliputi:
1. HIERARKI KEBUTUHAN MANUSIA
Maslow mengembangkan teori tentang bagaimana semua motivasi saling berkaitan. Ia menyebut teorinya sebagai “hirarki kebutuhan”. Kebutuhan ini mempunyai tingkat yang berbeda-beda. Ketika satu tingkat kebutuhan terpenuhi atau mendominasi, orang tidak lagi mendapat motivasi dari kebutuhan tersebut.
Maslow mengembangkan teori tentang bagaimana semua motivasi saling berkaitan. Ia menyebut teorinya sebagai “hirarki kebutuhan”. Kebutuhan ini mempunyai tingkat yang berbeda-beda. Ketika satu tingkat kebutuhan terpenuhi atau mendominasi, orang tidak lagi mendapat motivasi dari kebutuhan tersebut.
Maslow membuat tingkatan kebutuhan manusia menjadi lima
karakteristik. sebagai berikut:
a. Kebutuhan fisiologis.
b. Kebutuhan akan rasa aman.
c. Kebutuhan social.
d. Kebutuhan akan penghargaan.
e. Kebutuhan akan aktualisasi diri.
2. KEPRIBADIAN SEHAT MENURUT ABRAHAM MASLOW
Dalam teori kepribadian sehat ada beberapa macam point
yang dijabarkan tentang pendekatan maslow terhadap kepribadian. Dimana salah
satunya maslow menyelidiki kesehatan psikologis, dimana satu-satunya orang yang
dipelajari adalah orang yang sehat.
3. PERBEDAAN “meta needs” dengan “deficiency needs”
Meta needs (meta kebutuhan) merupakan
keadaan-keadaan pertumbuhan kearah mana pengaktualisasi-pengaktualisasi diri
bergerak. Maslow juga menyebut kebutuhan tersebut B-values, dan B-values adalah
tujuan dalam dirinya sendiri dan bukan alat untuk mencapai tujuan lain,
keadaan-keadaan ada dan bukan berjuang kearah objek tujuan yang sifatnya
khusus. Apabila keadaan-keadaan ini ada sebagai kebutuhan-kebutuhan dan untuk
memuaskan atau mencapai keadaan tersebut gagal, maka akan menyakitkan, sama
seperti kegagalan untuk memuaskan beberapa kebutuhan yang lebih rendah.
Sedangkan Deficiency needs, suatu kekurangan
kebutuhan dimana individu tak dapat memenuhi kebutuhannya, kebutuhan yang
timbul karena kekurangan. Untuk memenuhi kebutuhan ini diperlukan bantuan orang
lain. Deficiency need ini meliputi: kebutuhan jasmaniah, keamanan,
memiliki dan mencintai serta harga diri. Dan sifat-sifat dari deficiency needs
adalah ketiadaannya menimbulkan penyakit, keberadaannya mencegah timbulnya
penyakit, pemulihannya menyembuhkan penyakit, dalam situasi tertentu yang
sangat kompleks dan di mana orang bebas memilih, orang yang
kekurangan kebutuhan akan mengutamakan pemuasan kebutuhan ini
dibandingkan jenis kepuasan yang lain. Serta kebutuhan ini tidak aktif, lemah,
atau secara fungsional tidak terdapat pada orang yang sehat.
4. Ciri-ciri “actualized people”
Ciri dari orang yang mampu mengaktualisasikan diri
(pribadi-pribadi yang sehat) mereka adalah sebagai berikut :
a. Menerima realitas secara tepat
Orang-orang yang sangat sehat mengamati objek-objek dan
orang-orang di dunia sekitarnya secara objektif, teliti terhadap orang lain,
mampu menemukan dengan cepat penipuan dan ketidak jujuran. Mereka bersandar
semata-mata pada keputusan dan persepsi mereka sendiri serta tidak terdapat
pandangan-pandangan yang berat sebelah atau prasangka-prasangka. Kepribadian-kepribadian
yang tidak sehat mengamati dunia menurut ukuran-ukuran subyektif mereka
sendiri, memaksa dunia untuk mencocokannya dengan bentuk ketakutan-ketakutan,
kebutuhan-kebutuhan dan nilai-nilai. Semakin objektif kita mampu menggambarkan
kenyataan, maka semakin baik kemampuan kita untuk berpikir secara logis, untuk
mencapai kesimpulan-kesimpulan yang tepat, dan pada umumnya untuk menjadi efisien
secara intelektual. Orang-orang yang mengaktualisasikan diri dapat mengamati
objek dan orang-orang didunia sekitarnya secara objektif. Mereka tidak
memandang dunia hanya sebagaimana yang mereka inginkan atau butuhkan, tetapi
mereka melihatnya sebagaimana adanya, artinya mereka memandang dunia ini dengan
nyata, apa adanya dan tidak menuntut lebih. Sebaliknya, orang yang
kepribadiannya tidak sehat, mengamati dunia menurut ukuran-ukuran dari
pandangan mereka sendiri, memaksa dunia untuk mencocokannya dengan bentuk
kebutuhan dan nilai-nilai mereka. Maslow menulis bahwa “Orang yang neurotis
secara emosional tidak sakit, tetapi secara kognitif dia salah”.
b. Menerima diri dan orang lain apa adanya
Orang-orang yang mengaktualisasikan diri menerima diri
mereka. Kelemahan-kelemahan dan kekuatan-kekuatan mereka tanpa keluhan atas
kesusahan. Sesungguhnya, mereka tidak terlampau banyak memikirkannya. Meskipun
individu-individu yang sangat sehat ini memiliki kelemahan–kelemahan atau
cacat-cacat, tetapi mereka tidak merasa malu atau merasa bersalah terhadap
hal-hal tersebut.
Karena orang-orang sehat ini begitu menerima kodrat mereka, maka mereka tidak harus mengubah atau memlsukan diri mereka. Mereka santai dan puas dengan diri mereka dan penerimaan ini berlaku bagi semua tingkat kehidupan.
Sebaliknya, orang-orang neurotis dilumpuhkan oleh perasaan malu atau perasaan salah atas kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekurangan mereka, begitu di hantui sehingga mereka mengalihkan waktu dan energi dari hal-hal yang lebih konstuktif.
Karena orang-orang sehat ini begitu menerima kodrat mereka, maka mereka tidak harus mengubah atau memlsukan diri mereka. Mereka santai dan puas dengan diri mereka dan penerimaan ini berlaku bagi semua tingkat kehidupan.
Sebaliknya, orang-orang neurotis dilumpuhkan oleh perasaan malu atau perasaan salah atas kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekurangan mereka, begitu di hantui sehingga mereka mengalihkan waktu dan energi dari hal-hal yang lebih konstuktif.
c. Bertindak secara spontan dan alamiah, tidak dibuat-buat
Pengaktualisasian diri bertingkah laku secara terbuka dan
langsung tanpa berpura-pura. Kita dapat mengatakan bahwa orang-orang
ini bertingkah laku secara kodrati yakni sesuai dengan kodrat mereka. Dalam situasi
dimana ungkapan perasaan yang wajar dan jujur dapat menyakitkan orang lain,
atau dimana hal tersebut tidak penting, maka untuk sementara mereka mengekang
persaaan-perasaan itu. Jadi, mereka tidak sengaja menjadi tidak konvensional
atau memberontak, mereka tidak mau mencari kesenangan dalam mencemoohkan dengan
sengaja aturan-aturan dan adat-adat social. Akan tetapi dalam situasi di mana menaruh
hormat kepada kebiasaan social mengganggu apa yang dianggap penting oleh
orang-orang yang sehat, mereka tidak ragu menentang kebiasaan tersebut. Lagi
pula mereka sendiri adalah wajar dan sederhana, merasa yakin dan aman, serta
tidak konvensioanal dengan tidak bersikap agresif dan memberontak.
Memusatkan pada masalah-masalah bukan pada perseorangan
Orang yang mengaktualisasikan diri mencintai pekerjaan
mereka dan berpendapat bahwa pekerjaan itu tentu saja cocok untuk mereka.
Pekerjaan mereka adalah sesuatu yang ingin mereka lakukan tentu sesuatu yang
harus mereka lakukan tidak semata-mata suatu pekerjaan untuk mendapat
penghasilan. Mereka tidak melakukan pekerjaan untuk mendapatkan uang, popularitas
atau kekuasaan, tetapi karena pekerjaan itu memuaskan meta kebutuhan. Menantang
dan mengembangakan kemampuan-kemempuan mereka, menyebabkan mereka bertumbuh
sampai pada tingkat potensi mereka yang paling, dan membantu merumuskan
pengertian mereka tentang diri mereka siapa dan apa.
d. Memiliki kekuasaan dan tidak bergantung pada orang lain.
Orang-orang yang mengaktualisasikan diri memiliki suatu
kebutuhan yang kuat untuk pemisahan dan kesunyian. Mereka tidak tergantung pada
orang-orang lain untuk kepuasan mereka dan dengan demikian mungkin mereka
menjauhkan diri dan tidak ramah. Tingkah laku dan perasaan meeka sangat egosentris
dan terarah kepada diri mereka sendiri. Sebaliknya, orang-orang neuorotis
biasanya sangat emosional tergantung pada orang-orang lain untuk kepuasan
dimana mereka tidak mampu menghasilkan untuk diri mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Yustinus Semiun. OFM. 2006. Kesehatan
Mental. Yogyakarta : Kanisius
Siswanto. (2007). Kesehatan mental. Yogyakarta:
Penerbit Andi.
Frank G. Goble, Mazhab Ketiga Psikologi Humanistik
Abraham Maslow, Penerjemah Drs. A. Supratiknya (Yogyakarta: Kanisius, 1994)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar