Kamis, 12 Maret 2015
TEORI KEPRIBADIAN SEHAT(lanjutan)
C. Aliran Humanistik
Ahli-ahli
psikologi humanisik semakin kritis terhadap tradisi-tradisi ini, karena mereka
percaya bahwa behaviorisme dan psikoanalisis memberikan pandangan-pandangan
terbatas tentang kodrat manusia, mengabaikan puncak-puncak yang akan didaki
oleh orang-orang yang memiliki potensi. Tuduhan dari pengeritik-pengeritiki ni
adalah bahwa behaviorisme memperlakukan manusia sebagai suatu mesin “ suatu
sistem kompleks yang bertingkah laku menurut cara-cara yang sesuai dengan
hukum”.
Kepribadian sehat menurut Maslow:
Maslow
berpendapat bahwa seseorang akan memiliki kepribadian yang sehat, apabila dia
telah mampu untuk mengaktualisasikan dirinya secara penuh (self actualizing
person). Dia mengemukakan teori motivasi bagi self actualizinga-needs person,
dengan nama metamotivation, meta-needs B-motivation, atau being values
(kebutuhan untuk berkembang). Sementara motivasi bagi orang yang tidak mampu
mengaktualisasikan dirinya dinamai D-motivation atau deficiency.
Di bawah ini ciri-ciri dari metaneeds dan metapologi
· Metanees : Sikap
percaya, bijak dan baik, indah (estetis), kesatuan (menyeluruh), energik dan
optimis, pasti, lengkap, adil dan altruis, berani, sederhana (simple)
· Metapologis
: Tidak percaya, sinis dan skeptic, benci dan memuakkan, vulgar dan mati rasa,
disintegrasi, kehilangan semangat hidup, pasif dan pesimis, kacau dan tidak
dapat diprediksi, tidak lengkap dan tidak tuntas, suka marah-marah, tidak adil
dan egois, rasa tidak aman dan memerlukan bantuan, sangat komplek dan
membingungkan.
Perbedaan kepribadian sehat
menurut aliran Psikoanalisa, Behaviorisme dan Humanistik
PSIKOANALISA
Aliran
psikoanalisa melihat manusia dari sisi negatif, alam bawah sadar (id, ego,
super ego), mimpi dan masa lalu. Aliran ini juga mengabaikan potensi yang
dimiliki oleh manusia, selain itu juga berpendapat bahwa manusia adalah makhluk
yang berkeinginan (homo volens). Dalam pandangan Freud, semua perilaku manusia
baik yang nampak (gerakan otot) maupun yang tersembunyi (pikiran) adalah
disebabkan oleh peristiwa mental sebelumnya. Terdapat peristiwa mental yang kita
sadari dan tidak kita sadari. Pandangan kaum psikoanalisa, hanya memberi kepada
kita sisi yang sakit dari kodrat manusia, karana hanya berpusat pada tingkah
laku yang neuritis dan psikotis. Aliran ini mempelajari kepribadian yang
terganggu secara emosional, bukan kepribadian yang sehat; atau kebribadian yang
paling buruk dari kodrat manusia, bukan yang paling baik. Jadi, aliran ini
memberi gambaran pesimis tentang kodrat manusia, dan manusia dianggap sebagai
korban dari tekanan-tekanan biologis dan konflik masa kanak-kanak.
Aliran
ini menyatakan bahwa struktur dasar kepribadian manusia sudah terbentuk pada
usia lima tahun. Freud membagi struktur kepribadian dalam tiga komponen, yaitu id, ego,
dan superego. Perilaku seseorang merupakan hasil interaksi antara
ketiga komponen tersebut.Id merupakan sumber dari insting kehidupan
(makan, minum, tidur) dan insting agresif yang menggerakkan tingkah laku. Id berorientasi
pada prinsip kesenangan. Ego sebagai sistem kepribadian yang
terorganisasi, rasional, dan berorientasi pada prinsip realitas. Superegomerupakan
komponen moral kepribadian yang terkait dengan norma di masyarakat mengenai
baik-buruk atau benar-salah. Superego berfungsi untuk
merintangi dorongan id, terutama dorongan seksual dan sifat
agresif, juga mendorong ego untuk menggantikan tujuan
realistik dengan tujuan moralistik, serta mengejar kesempurnaan. Secara
umum perilaku manusia bertujuan dan mengarah pada tujuan untuk meredakan
ketegangan, menolak kesakitan dan mencari kenikmatan. Kegagalan dalam pemenuhan
kebutuhan seksual mengarah pada perilaku neurosis. Latihan pengalaman dimasa
kanak-kanak berpengaruh penting pada perilaku masa dewasa dan diulangi pada
transferensi selama proses perilaku.
BEHAVIORISME
Aliran
behaviorisme memperlakukan manusia sebagai mesin, yaitu di dalam suatu sistem
kompleks yang bertingkah laku menurut cara-cara yang sesuai dengan hukum. Dalam
pandangan kaum behavioris, individu digambarkan sebagai suatu organisme yang
bersifat baik, teratur, dan ditentukan sebelumnya, dengan banyak spontanitas,
kegembiraan hidup, berkreativitas, seperti alat pengatur panas. Jadi, manusia
dilihat oleh para behavioris sebagai orang-orang yang memberikan respons secara
pasif terhadap stimulus-stimulus dari luar dan manusia di anggap tidak memiliki
diri sendiri.
Behaviorisme
menekankan perspektif psikologi pada tingkah laku manusia, yakni bagaimana
individu dapat memiliki tingkah laku baru, menjadi lebih terampil, dan menjadi
lebih mengetahui. Behaviorisme memandang individu sebagai makhluk reaktif yang
memberi respon terhadap lingkungan, pengalaman, dan pemeliharaan atas bentuk
perilakunya. Tujuan aliran psikologi Behaviorisme adalah mencoba memprediksi
dan mengontrol perilaku manusia sebagai introspeksi dan evaluasi terhadap
tingkah laku yang dapat diamati, bukan pada ranah kesadaran. Hakikat
aliran Behaviorisme adalah teori belajar, bagaimana individu memiliki tingkah
laku baru, menjadi lebih terampil, menjadi lebih tahu. Kepribadian
dapat dipahami dengan mempertimbangkan perkembangan tingkah laku dalam
hubungannya yang terus menerus dengan lingkungannya. Menurut B.F. Skinner, cara
efektif untuk mengubah dan mengontrol tingkah laku adalah dengan melakukan
penguatan (reinforcement) dan pemberian hukuman (punishment).
Jadi, yang menjadi prinsip umum dalam aliran Behaviorisme adalam tingkah laku
sebagai objek, refleks atas semua bentuk tingkah laku, dan pembentukan
kebiasaan dalam individu.
HUMANISTIK
Menurut aliran humanistik kepribadian
yang sehat, individu dituntut untuk mengembangkan potensi yang terdapat didalam
dirinya sendiri. Bukan saja mengandalakan pengalaman-pengalaman yang terbentuk
pada masa lalu dan memberikan diri untuk belajar mengenai suatu pola mengenai
yang baik dan benar sehingga menghasilkan respon individu yang bersifat pasif. Ciri dari kepribadian sehat adalah
mengatualisasikan diri, bukan respon pasif buatan atau individu yang
terimajinasikan oleh pengalaman-pengalaman masa lalu. Aktualisasi diri adalah
mampu mengedepankan keunikan dalam pribadi setiap individu, karena setiap individu
memiliki hati nurani dan kognisi untuk menimbang-nimbang segala sesuatu yang
menjadi kebutuhannya. Humanistik menegaskan adanya keseluruhan kapasitas
martabat dan nilai kemanusiaan untuk menyatakan diri.
Bagi ahli-ahli psikologi
humanistik, manusia jauh lebih banyak memiliki potensi. Manusia harus dapat
mengatasi masa lampau, kodrat biologis, dan ciri-ciri lingkungan. Manusia juga
harus berkembang dan tumbuh melampaui kekuatan-kekuatan negatif yang secara
potensial menghambat. Gambaran ahli psikologi humanistik
tentang kodrat manusia adalah optimis dan penuh harapan. Mereka percaya
terhadap kapasitas manusia untuk memperluas, memperkaya, mengembangkan, dan
memenuhi dirinya, untuk menjadi semuanya menurut kemampuan yang ada. Aliran
Humanistik juga memfokuskan diri pada kemampuan manusia untuk berfikir secara
sadar dan rasional dalam mengendalikan hasrat biologisnya guna meraih potensi
maksimal. Manusia bertanggung jawab terhadap hidup dan perbuatannya serta
mempunyai kebebasan dan kemampuan untuk mengubah sikap dan perilaku mereka.
D. Pendapat Allport
Menurut
Allport, faktor utama tingkah lalu orang dewasa yang matang adalah sifat-sifat
yang terorganisir dan selaras yang mendorong dan membimbing tingkah laku
menurut prinsip otonomi fungsional.
Tujuh kriteria kematangan ini merupakan pandangan–pandangan Allport tentang sifat-sifat khusus dari kepribadian sehat :
·
Perluasan Perasaan
Diri.
·
Hubungan diri yang
hangat dengan orang–orang lain.
·
Keamanan Emosional.
·
Persepsi realistis.
·
Keterampilan-keterampilan
dan tugas-tugas.
·
Pemahaman diri.
·
Filsafat hidup yang
mempersatukan
Ciri-Ciri
Kepribadian yang Matang Menurut Allport :
Menurut
Allport, faktor utama tingkah lalu orang dewasa yang matang adalah sifat-sifat
yang terorganisir dan selaras yang mendorong dan membimbing tingkah laku
menurut prinsip otonomi fungsional. Kualitas Kepribadian yang matang menurut
allport sebagai berikut:
1. Ekstensi sense of self
· Kemampuan berpartisipasi
dan menikmati kegiatan dalam
jangkauan yang luas.
· Kemampuan diri dan
minat-minatnya dengan orang lain beserta
minat mereka.
· Kemampuan merencanakan
masa depan (harapan dan rencana)
2. Hubungan hangat/akrab dengan orang lain, Kapasitas
intimacy (hubungan kasih dengan keluarga dan teman) dan compassion
(pengungkapan hubungan yang penuh hormat dan menghargai dengan setiap orang)
3. Penerimaan diri
Kemampuan untuk mengatasi
reaksi berlebih hal-hal yang menyinggung dorongan khusus (misal: mengolah
dorongan seks) dan menghadapi rasa frustasi, kontrol diri, presan proporsional.
4. Pandangan-pandangan realistis, keahlian dan penugasan
Kemampuan memandang orang
lain, objek, dan situasi. Kapasitas dan minat dalam penyelesaian masalah,
memiliki keahlian dalam penyelesain tugas yang dipilih, mengatasi pelbagai
persoalan tanpa panik, mengasihani diri, atau tingkah laku lain yang merusak.
5. Objektifikasi diri: insight dan humor
Kemampuan diri untuk
objektif dan memahami tentang diri dan orang lain. Humor tidak sekedar
menikmati dan tertawa tapi juga mampu menghubungkan secara positif pada saat
yang sama pada keganjilan dan absurditas diri dan orang lain.
6. Filsafat Hidup
Ada latar belakang yang
mendasari semua yang dikerjakannya yang memberikan tujuan dan arti. Contohnya
lewat agama. Untuk memahami orang dewasa kita membutuhkan gambaran tujuan dan
aspirasinya. Tidak semua orang dewasa memiliki kedewasaan yang matang. Bisa
saja seseorang melakukan sesuatu hal tanpa tahu apa yang ia lakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Yustinus Semiun. OFM.
2006. Kesehatan Mental. Yogyakarta : Kanisius
http://evaruspita.blogspot.com/2014/04/teori-kepribadian-sehat-menurut-allport.html
http://gracethelovers.blogspot.com/2012/04/kepribadian-sehat-menurut-humanistik.html
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar