Sabtu, 16 Mei 2015
Pekerjaan dan Waktu Luang(minggu13)
A. Penyesuaian diri dalam pekerjaan
1. Kepuasan Kerja
Tidak ada satu batasan dari kepuasan kerja/pekerjaan yang dirasakan yang
paling sesuai oleh para penulis dan peneliti. Tenaga kerja yang puas dengan
pekerjaannya merasa senang dengan pekerjaannya. Dari batasan Locke dapat
disimpulakan adanya dua unsur yang penting dalam kepuasan kerja, yaitu
nilai-nilai pekerjaan dan kebutuhan-kebutuhan dasar. Nilai-nilai pekerjaan
merupakan tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan tugas pekerjaan.
Yang ingin dicapai adalah nilai-nilai pekerjaan yang dianggap penting oleh
individu. Dikatakan selanjutnya bahwa nilai-nilai pekerjaan harus sesuai atau
membantu pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar. Dengan demikian dapat kita
simpulkan bahwa kepuasan kerja merupakan hasil dari tenaga kerja yang berkaitan
dengan motivasi kerja.
2. Perubahan dalam persediaan dan permintaan, dan
berganti pekerjaan
a. Keluar (exit), Ketidakpuasan kerja yang diungkapkan
dengan meninggalkan pekerjaan.
Termasuk mencari pekerjaan lain.
b. Menyuarakan (voice), Ketidakpuasan kerja yang diungkapkan
melalui usaha aktif dan konstruktif untuk memperbaiki kondisi, termasuk
memberikan saran perbaikan.
c. Mengabaikan (neglect), Ketidakpuasan kerja yang
diungkapkan melalui sikap membiarkan keadaan menjadi lebih buruk. Misalnya
sering absen, upaya berkurang, dan kesalahan yang dibuat makin banyak.
d. Kesetiaan (loyalty), Ketidakpuasan kerja yang
diungkapkan dengan menunggu secara pasif sampai kondisinya menjadi lebih baik.
B. Waktu Luang
Bagaimana menggunakan waktu
secara positif?
Waktu adalah satu-satunya
modal yang dimiliki oleh manusia, dan ia tidak boleh sampai kehilangan waktu. –
Thomas A. Edison
Meluangkan waktu itu
ternyata penting dan banyak cara/kegiatan positif yang bisa dilakukan untuk
mengisi waktu luang. Misalnya olahraga, jalan-jalan, melakukan hobby, atau
ngeblog. Selain itu, mengisi waktu luang setelah kesibukan yang mendera ibarat
bayaran dari pekerjaan itu sendiri. Kita tidak pernah menduga kalau kegiatan
yang dilakukan di saat waktu luang bisa juga menghasilkan atau mendapat
penghargaan. Siapa yang tahu kalau suatu saat nanti, kegiatan yang dilakukan di
waktu luang, bisa menjadi penghasilan terbesar. Dan bagaimana kita bisa punya
waktu luang di sela-sela kesibukan dengan mengaturnya sebaik mungkin? Berikut
ini tips dan triknya:
a. Jangan pernah terjebak dgn waktu. Bukan waktu yg mengatur kita, tapi kitalah
yang mengatur waktu.
b. Coba sesuatu yang baru yang tidak menyita waktu kerja. Misalnya dengan menulis
di smartphone yang kita miliki.
c. Tentukan prioritas. Dengan prioritas bisa diketahui mana yang mendesak, mana
yang kurang. Tanpa prioritas, waktu terbuang percuma.
d. Buat yang super sibuk, buatlah agenda yang harus ditaati. Masukkan waktu
bekerja, waktu untuk keluarga, dan waktu untuk diri sendiri.
e. Pastikan dalam agenda, 50 persen waktu yang dilakukan adalah untuk kegiatan
positif atau produktif.
f. Jangan melakukan pekerjaan/hal yang lain sebelum menuntaskan pekerjaan yang
lebih dulu dilakukan. Yang ada keduanya berantakan!
g. Jika tidak berhubungan dgn pekerjaan, jauhkan diri dari sosial media, hingga
pekerjaan tuntas diselesaikan.
Menggunakan waktu dengan
bijak, maka tidak ada istilah tidak punya waktu luang. Tidak ada waktu yang
terbuang percuma. Kuncinya terletak bukan pada bagaimana Anda menghabiskan
waktu, namun dalam menginvestasikan waktu Anda. Melakukan dua hal bersamaan sama
artinya dengan tidak melakukan sesuatu. - Stephen R. Covey. Jika merasa jenuh
dengan waktu yang telah dihabiskan, ubah kebiasaan itu. Manfaatkanlah waktu
luang.
C. SELF-DIRECTED CHANGES
a. Konsep dan Penerapan
Self-directed changes: Mahasiswa mengetahui dan termotivasi untuk melakukan
perubahan pribadi dengan melalui tahapan:
1. Meningkatkan kontrol diri
Mendasarkan diri pada
kesadaran bahwa pada setiap manusia memiliki kemampuan untuk mengembangkan
dirinya sesuai dengan kondisi yang dimiliki setiap manusia. Itu dapat terjadi
sebagai akibat perubahan dalam struktur kognitif yang dihasilkan oleh perubahan
struktur kognitif itu sendiri atau perubahan kebutuhan juga adanya motivasi
internal serta belajar yang efektif.
2. Menetapkan tujuan
Dimaksudkan untuk menjaga
individu agar tetap tertuju pada proses pembelajaran, dalam arti dapat
mengetahui dan mampu secara mandiri menetapkan mengenai apa yang ingin
dipelajari dalam mencapai kesehatan mental, serta tahu akan kemana tujuan
hidupnya, cakap dalam mengambil keputusan dan mampu berpartisipasi di
masyarakat dan akan mampu mengarahkan dirinya.
3. Pencatatan perilaku
Menguatkan perilaku ulang
kalau individu merasa bisa mengambil manfaat dari perilaku yang pernah
dilakukan sebelumnya, kemungkinan lain yang bisa menjadikan seseorang mengulang
perilaku sebelumnya karena merasa senang dengan apa yang pernah dilakukan.
4. Menyaring anteseden perilaku
Bisa membagi perilaku
sasaran ke dalam perubahan, serta membantu individu agar lebih siap dalam mempelajari
perilaku tersebut. Pemahaman akan anteseden perilaku membantu individu agar
dapat dengan tepat memilih nilai-nilai dan merencanakan strategi.
5. Menyusun konsekuensi yang efektif
Pemahaman dalam arti sehat
mental dapat menentukan perubahan pada individu dalam melakukan mobilitas untuk
melakukan segala sesuatu aktifitas–aktifitas yang dilakukan oleh manusia,
dalam menanggapi stimulus lingkungan, yang meliputi aktivitas motoris,
emosional,dan kognitif dalam mencapai kematangan mental.
6. Menerapkan perencana intervensi
Membawa perubahan, tentunya
pada perubahan yang lebih baik. Dalam arti pemahaman nilai-nilai, karakter/
watak, dan cara cara berperilaku secara individual. Dalam arti kita harus lebih
memahami cara berperilaku pada kegiatan proses pembentukan watak dan
pembelajaran secara terencana.
7. Evaluasi
Faktor yang penting untuk
mencapai kematangan pribadi, sedangkan salah satu faktor penting untuk
mengetahui keefektifan adalah evaluasi baik terhadap proses maupun hasil pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
http://anyoo.blogspot.com/2011/05/nilai-pekerjaan.html
http://erlita-dani.blogspot.com/2013/05/tulisan-7.html
http://ipulord.blogspot.com/2012/04/self-directed-changes.html
Munandar, Ashar Suyoto. 2001. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar