Jumat, 24 Januari 2014
IBD BAB XII MANUSIA DAN HARAPAN
A.Pengertian Harapan
Setiap
manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan berarti manusia itu mati
dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya
berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya. Harapan bergantung pada pengetahuan,
pengalaman, lingkungan hidup dan kemampuan masing-masing. Berhasil atau
tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan.
Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri,
maupun kepercayaan kepada Tuhan yang maha esa. Agar harapan terwujud, maka perlu
usaha dengan sungguh-sungguh.
Bila dibandingkan dengan cita-cita, maka harapan mengandung
pengertian tidak terlalu muluk, sedangkan cita-cita pada umumnya perlu setinggi
bintar. Antara harapan dan cita-cita terdapat persamaan yaitu : keduanya menyangkut
masa depan karena belum terwujud, pada umumnya dengan cita-cita maupun harapan
orang menginginkan hal yang lebih baik atau meningkat. Menurut kodratnya
manusia itu adalah mahluk sosial. Setiap lahir ke dunia langsung disambut dalam
suatu pergaulan hidup, yakni ditengah suatu keluarga dan anggota masyarakat
lainnya.
Ada dua hal yang mendorong manusia hidup dalam pergaulan manusia lain yaitu
dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup. Menurut Maslow sesuai dengan
kodrat dan dorongan kebutuhan hidup itu maka manusia mempunyai harapan. Pada
hakekatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Sesuai dengan kodratnya harapan manusia atau kebutuhan manusia itu adalah :
1. kelangsungan hidup
2. keamanan
3. hak dan kewajiban mencintai dan dicintai
4. diakui lingkungan
5. perwujudan cita-cita
B. Sebab
Manusia Mempunyai Harapan
Dr
Yuyun suriasumantri dalam bukunya filsafat ilmu mengemukakan tiga teori tentang
kebenaran :
1. teori koherensi; suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu
bersifat koheren atau konsisten dengan pernyataan–pernyataan sebelumnya yang
dianggap benar. Misalnya setiap manusia pasti mati. Paul manusia. Paul pasti
mati.
2. teori korespondensi’ teori yang menyatakan bahwa suatu pernyataan benar bila
materi pengetahuan yang dikandung penyataan itu berkorespondesni (berhubungan
dengan) obyek yagn dituju oleh pernyataan tersebut.
3.
teori pragmatis’ Kebenaran suatu pernyataan diukur dengan criteria apakah
pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis.
Dasar kepercayaan adalah kebenaran, sumber kebenaran adalah manusia.
Kepercayaan
itu dapat dibedakan atas :
1. kepercayaan pada diri
sendiri
2. kepercayaan pada orang lain
3. kepercayaan pada pemerintah
4. kepercayaan pada Tuhan
2. kepercayaan pada orang lain
3. kepercayaan pada pemerintah
4. kepercayaan pada Tuhan
C.
Pengertian Doa
Agar
mudah dicerna, metode adalah alat atau kalau digambarkan seperti pisau untuk
membedah suatu objek.
Menurut Hebert Bisno (1969)
Metode adalah teknik-teknik yang digeneralisasikan dengan baik agar dapat diterima atau digunakan secara sama dalam satu disiplin, praktek, atau bidang disiplin dan praktek.
Metode adalah teknik-teknik yang digeneralisasikan dengan baik agar dapat diterima atau digunakan secara sama dalam satu disiplin, praktek, atau bidang disiplin dan praktek.
Menurut
Max Siporin (1975)
Metode
adalah sebuah orientasi aktifitas yang mengarah kepada persyaratan tugas-tugas
dan tujuan-tujuan nyata.
Menurut
Depatemen Sosial RI
Metode
adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan agar tercapai hasil
sesuai dengan yang diharapkan.
D.
Kepercayaan
Kepercayaan
berasal dari kata percaya,artinya mengakui atau meyakini akan sesuatu hal yang
benar. Kepercayaan adalah suatu hal yang berhubungan dengan pengakuan atau
keyakinan akan kebenaran.
Kepercayaan
berasal dari kata percaya artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran.
Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan
akan kebenaran. Dasar kepercayaan itu adalah kebenaran. Kebenaran atau benar
amat penting bagi manusia. Setiap orang mendambakannya, karena ia mempunyai
arti khusus bagi hidupnya. Ia merupakan fokus dari segala pikiran, sikap dan
perasaan. Dalam tingkah laku, perbuatan manusia selalu hati hati agar mereka
tidak menyimpang dari kebenaran. Manusia sadar bahwa ketidak benaran dalam
bertindak, berucap dapat mencemarkan atau menjatuhkan namanya.
E.
Kepercayaan dan Usaha Untuk Menyelesaikannya
Menurut
pandangan bidang logika kebenaran memiliki pengertian yang tidak jauh berbeda
yaitu menyesuaikan kesamaan pemahaman antara keputusan dengan objek yang
diketahui benar-benar terbukti (kebenaran logis). Kebenaran logis disebut juga
kebenaran objektif dan kebenaran etis juga disebut kebenaran subjektif. Jika
tidak ada kesamaan pemahaman antara keputusan dan objeknya yang diketahui, maka
terdapat dua kemungkinan, yaitu:
1. Orang
yang mengutarakan putusan keliru.
2. Orang yang mengutarakan
putusan sengaja mengutarakan tidak sesuai dengan realita yang diketahuinya.
Dasar
kepercayaan ialah kebenaran dan sumber kebenaran adalah manusia, oleh karena
itu keepercayaan terdiri atas:
1. Kepercayaan
pada diri sendiri, yaitu kepercayaan yang harus ditanamkan pada setiap
pribadi manusia. Hakekatnya kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Kepercayaan
pada orang lain, yaitu percaya pada kata hatinya yang berbentuk pada
perbuatan kebenaran kepada orang lain. Misalnya pada saudara, teman, orang tua
atau siapa saja.
3. Kepercayaan pada
pemerintah, Menurut buku etika, Filsafat Tingkah karya Prof. I.R.
poedjawiyatnya. Negara itu berasal dari Tuhan. Setidaknya kedaulatan tertinggi
ada pada Tuhan. Namaun pada pandsangan demokratis mengatakan bahawa kedaulatan
adalah milik rakyat. Dan penjelmaan rakyat adalah negar melelui pemerintahan
khusus.
4. Kepercayaan kepada Tuhan, yaitu
meyakini bahwa manusia diciptakan oleh tuhan dan manusia harus bertakwa pada
tuhannya. Salah satu cara bertakwa adalah mengukuhkan imannya bahwa tuhan
merupakan zat yang merupakan kebenaran mutlak
Sumber
http://megasetyoriniputri.blogspot.com/
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar